Banyak orang meyakini bahagia itu selalu bersyarat hanya karena
seolah demikianlah yang banyak terjadi. Orang menganggap bahwa bahagia
itu bisa diraih jika tidak terjadi sesuatu yang buruk di masa lalu.
Misalnya, saat kehilangan kekasih, orang cenderung mengatakan alangkah
bahagianya jika kekasihnya tidak pergi. Saat dalam keadaan bangkrut,
orang mengatakan alangkah bahagianya jika rekan bisnis mereka tidak
menipu. Pendek kata, setiap kejadian buruk adalah sumber dari rasa
kecewa serta ketidakbahagiaan seseorang.
Namun berbeda dengan yang diyakini banyak orang, Adjie Silarus justru
melihat bahwa kebahagiaan seharusnya tidak ditentukan oleh masa lalu.
Orang muda yang telah beberapa tahun menekuni dunia meditasi ini
mengatakan, bahwa kebahagiaan hanya akan hadir jika orang MEMILIH UNTUK
BAHAGIA! “Jika masa lalu kita suram, bukan berarti masa depan kita akan
berakhir kelam. Masa depan gemilang bukan ditentukan oleh masa lalu
yang cemerlang, namun lebih ditentukan oleh seberapa kuat Anda dapat
mengampuni masa lalu,” ujarnya.
Pria berpenampilan tenang dan kalem ini mengatakan, bahwa bahagia
sebenarnya bukanlah sesuatu yang bersyarat, seperti yang diyakini banyak
orang. Sebab, kebahagiaan akan hadir dengan sendirinya ketika seseorang
memilih untuk ikhlas dan mengampuni masa lalu, serta menanamkan rasa
bahagia itu dalam hati serta pikiran mereka. Adjie mengibaratkan
keikhlasan dan pengampunan masa lalu, seperti halnya bumi yang selalu
memaafkan manusia pada setiap kesalahan yang mereka perbuat. “Manusia
perlu belajar memaafkan. Jadilah orang yang pemaaf, bukan pendendam.
Masa lalu bukan sesuatu yang harus dibawa dalam setiap perjalanan. Masa
lalu justru adalah jalan pembuka masa depan,” kata Adjie Silarus.
Lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini
selanjutnya menuturkan, bahwa tidak sulit untuk memulai mengampuni masa
lalu yang meninggalkan trauma dalam diri. Cukup dengan memulai
bermeditasi secara teratur, memejamkan mata, sadari sepenuhnya seluruh
rasa dalam diri kita dan kita terima segala kebencian apa adanya.
Kemudian perlahan menghirup udara, dan menghembuskan napas dengan
membayangkan seolah-olah segala racun dalam hati kita peluk dengan penuh
kasih sayang bersama hembusan napas itu.
Adjie Silarus
mengatakan, bahwa trauma ibarat sumber karat yang memenuhi jantung,
hati, dan diri seseorang, yang kemudian akan merongrong kesehatan fisik
mereka sendiri. Rasa sakit dan trauma yang tidak diatasi, akan membuat
seseorang merasa kecil dan sempit di tengah kehidupan yang sebenarnya
besar dan luas. “Karenanya, bangkitlah. Anda harus mencari bahagia
dengan cara ternyaman yang Anda bisa. Sembuhkan diri Anda, dan hiduplah
dengan tenang di masa kini. Ampunilah trauma dan masa lalu itu,” dorong
Adjie, dengan nada suara yang memotivasi sekaligus meneduhkan.
Kunci bahagia adalah dengan belajar memadukan masa lalu, masa kini,
dan masa depan, menjadi sebuah kekuatan yang utuh. Adjie Silarus
menyarankan untuk belajar melupakan setiap hal buruk di masa lalu,
membuang trauma, dan mengikis dendam dengan cara menenangkan diri dan
memasuki keheningan. “Meditasi membantu Anda membebaskan diri dari beban
jiwa. Meditasi juga dapat membantu Anda mengampuni masa lalu dan
menyembuhkan trauma,” ujarnya.
Kini, sudahkah Anda mengampuni masa lalu? Dan, sudahkah Anda bermeditasi hari ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar