2013/03/11

Anak Cerdas, Dengan Berbagai Cara Cerdas

Kalau mendengar atau melihat seorang anak yang cerdas, yang mengetahui hal-hal jauh di atas usia-nya atau mampu melakukan hal-hal yang sebetulnya secara teori belum bisa dilakukan, apa yang biasa kita lakukan? pasti berguman, "waah..hebat ya? makanannya apa bu?" atau "susunya dikasih apa bu?". Khas ibu-ibu yaa..

My Stars
Ini biasa terjadi. Saya pun begitu. Padahal sebagai ibu dari tiga anak yang berumur 10, 9 dan 2 tahun seharusnya saya sudah belajar banyak soal tumbuh kembang anak. Memiliki beberapa orang anak tidak menjamin seorang ibu pasti tahu apa yang terbaik buat anaknya. Yang bisa saya lakukan hanya berusaha agar anak saya mampu memahami banyak hal yang akan dia perlukan di kehidupannya kelak, secara fisik dan moril. Secara fisik, orang tua harus memperhatikan kemajuan anak di bidang gerak motorik kasar dan halus. Secara moril lebih kearah kecerdasan otak, emosi dan kesadaran beragama.

Lalu apakah ada trik khusus agar anak kita bisa 'lebih' daripada anak orang lain?

Di sini saya berbicara lewat pengalaman membesarkan dan mendidik anak. Buat saya, kecerdasan anak selain dipengaruhi faktor makanan bergizi, dan suplemen pendukung seperti Seven Seas juga dipengaruhi oleh stimulasi. Stimulasi kecerdasan anak bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan amat menyenangkan hati anak. Yang penting orangtua harus bersedia menyediakan waktu untuk memberikan stimulasi pada anak, atau paling tidak meminta pengasuh anak untuk melakukan stimulasi pada anak kita secara bertahap dan sabar.

Seringnya saya melakukan stimulasi kecerdasan anak-anak dengan melakukan permainan, misalnya;

  • Dalam mengembangkan pemahaman diri sendiri
Untuk membuat anak memahami siapa dia dan memahami konsep 'milik', saya akan bermain tebak-tebakan nama dan menyebutkan bagian-bagian tubuhnya. Misal ; Ade namanya siapa? Ameera. Ini hidung Bunda, Ini hidung Ameera. Sambil menunjuk ke benda yang disebutkan.
Pelajaran yang didapat ; Anak paham siapa dirinya dan mengingat anggota badannya.

  • Dalam mengenalkan huruf dan angka 
Saya bernyanyi lagu anak-anak, misal; A B C atau Satu-satu Aku Sayang Ibu. Dalam menyanyikan lagu, gunakan gerakan yang sama untuk setiap lagu, entah tepuk tangan atau mengetuk-ketuk meja. Lagu ini harus dinyanyikan berulang-ulang sampai anak hafal dan bisa mengikuti gerakan rutin kita dalam bernyanyi. Kadang saya harus ber-akting seperti penyanyi Superstar dengan Mike dan berdiri di meja pendek lalu bernyanyi lagu-lagu kesukaan anak-anak. Dan sebaliknya. Hasilnya anak-anak saya bisa bernyanyi dengan jelas dengan gaya yang sama. Hafal ABC dan mengingat banyak kosa kata.
Pelajaran yang didapat;  anak mengembangkan daya ingat dan latihan pengucapan lafal kata sampai jelas.

    Si Bungsu, serius belajar
  • Dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
Saya berusaha mengenalkan anak-anak dengan keluarga besar. Belajar menghormati orang lebih tua dengan belajar ber-salam-an, menyebutkan nama panggilan khusus masing-masing dan mengajari mereka untuk membagi mainan-nya dengan orang lain terutama untuk si bungsu yang sifatnya agak 'galak' dan pelit berbagi mainan. Anak-anak kadang menolak tapi lakukan terus menerus dan berilah contoh agar anak paham kalau orangtua-nya juga senang berbagi dan menghormati orang lain. Untuk si bungsu yang agak manja, saya biasa memberikan beberapa bola untuk di'bagi'kan ke kakak-kakak dan tante-tante-nya yang dirumah. Nanti Ameera akan mengumpulkannya lagi. Dengan berhitung. One..two..three..
Pelajaran yang di dapat ; anak mau berbagi, mengingat nama dan kedudukan keluarga dan hormat kepada orang lain.

    Mahesa Si Sulung, Juara 1
  • Dalam mengembangkan kesadaran beragama
Saya mengajak semua anak-anak beribadah bersama. Sebagai umat muslim, saya mengajari anak saya sholat, walaupun berantakan tetap saya anggap itu hal lumrah. Dulu Mahesa (Si Sulung) dan Satrio (Si tengah) sering bertengkar (sambil sholat) tentang siapa yang Rukuk lebih rendah, karena buat mereka Rukuk serendah-rendahnya artinya lebih khusyu. Hasilnya berjatuhan-lah mereka ketika sedang Rukuk.Saya juga mengajarkan anak-anak hal kecil misal berdoa sebelum makan, mengucapkan salam, dan berdoa sebelum tidur. Berulang-ulang dan pada waktu yang tepat. Misal ; doa makan ketika mau makan, masuk rumah dan keluar rumah mengucapkan salam, dan sebelum tidur ada ritual berdoa. Tidak perlu yang ribet atau panjang-panjang. Bila mereka melakukan semua dengan rapi dan benar, berikan reward dengan tepukan hebat dan pelukan. Hal ini akan sangat membanggakan mereka.
Pelajaran yang di dapat ; anak menyadari kewajiban agama dan melakukan kebiasaan-kebiasaan baik

Tentu saja semua pelajaran itu harus dilakukan dengan penuh kesabaran karena harus dilakukan berulang-ulang dan konsisten. Mengapa berulang-ulang? karena daya konsentrasi tiap anak berbeda. Si Sulung dan bungsu saya, memiliki daya konsentrasi tinggi. Apapun yang diajarkan akan cepat sekali diserap dan di-ingat. Si Tengah agak sulit berkonsentrasi. Dibutuhkan kesabaran lebih untuk mengajarkan anak tengah saya.



Satrio, Si Tengah, Perwakilan Dokter Kecil Sekolah

Perhatikan juga alat bantu orangtua dalam melakukan stimulasi kecerdasan anak. Ada anak yang cocok dengan buku dan alat-alat permainan, dan ada anak yang nyaman dengan pelajaran dalam bentuk visualisasi dari layar komputer, DVD atau acara anak di TV. Anak sulung saya sangat cepat belajar dengan stimulasi dari buku-buku berwarna dan gambar. Si tengah belajar cepat dengan menonton DVD dan program anak di TV, sementara si bungsu sepertinya menyukai kedua cara tersebut.

Bagaimana pun caranya dan hasilnya saya tetap bangga dengan perkembangan ketiga buah hati saya.



2 komentar:

  1. kecil kecil uda pada berprestasi hebat :)

    BalasHapus
  2. wah, hebat ya.. ilmu ini bisa isha praktekan juga nanti kalo udah punya anak :D

    BalasHapus