Memiliki ‘label’ orangtua
ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Menjadi orangtua selain berharap anak
akan tumbuh menjadi anak yang soleh/soleha juga tumbuh menjadi anak yang periang,
cerdas dan sehat. Lalu bagaimana tujuan mulia tersebut bisa tercapai bila acara
makan pun menjadi ajang ‘perang’ antara orangtua dan anak? Belum lagi semua serbuan produk makanan cepat saji yang selalu jadi menu favorit anak. Butuh solusi cerdas untuk mengatasi hal ini agar anak mendapatkan gizi seimbang.
Anak ke-tiga saya, Ameera (21 bulan) adalah
seorang picky eater yang parah.
Semua makanan yang menurut Ameera bukan menu favorit, maka Ameera akan mengatakan 'emoh', bila suka Ameera akan bilang 'mau!'. Setelah saya telusuri kebiasaan ini terjadi karena;
- Secara fisik, Ameera menderita alergi untuk semua produk sapi, seafood, kacang dan telur.
- Pengaruh dari kami orangtua yang salah kaprah dalam memberikan asupan makanan dengan gizi seimbang.
- Makanan yang itu-itu saja membuat Ameera bosan. Ameera hanya mengkonsumsi ASI sampai 6 bulan. Setelah itu asupan makanannya ditambah dengan bubur saring MPASI yang hanya memiliki variasi seputar daging ayam, wortel, bayam yang diblender, hingga umur satu tahun.
Buat saya hal ini tidak cukup.
Dan saya harus segera membuat variasi makanan yang baru dengan gizi seimbang. Setelah
berkonsultasi dengan DSA, maka saya memberanikan diri untuk mencoba mengubah
pola makan dan berusaha memberikan semua makanan sumber alergi-nya untuk diolah
dan dimakan. Bila timbul alergi, makanan akan saya hentikan sementara, bila
alergi-nya sudah menghilang dimulai lagi. Hasilnya tubuhnya sudah mulai
beradaptasi dengan semua pemicu alergi-nya.
Sup Ayam dengan bayam. Foto pinjam dari sini |
Nugget Ikan. Foto pinjam dari sini |
Fritata Rice |
Menu favorit Ameera yang biasanya
hanya sup ayam wortel dan buncis, sekarang bertambah dengan variasi ikan laut
yang segar, daging sapi cincang dalam perkedel, tempe dan tahu goreng, mie goreng
dengan wortel serut, telur rebus sampai pada sayuran tumis yang tidak terlalu
keras. Untuk membantu pertumbuhan otak agar sehat dan cerdas, saya memberikan
minyak ikan cod dari Seven Seas. Sekarang
Ameera tumbuh menjadi anak yang aktif, sehat, riang dan cerdas.
Dari pengalaman saya dan Ameera, saya menyimpulkan bahwa bila ingin anak mendapat asupan
makanan dengan gizi seimbang, orangtua harus memiliki ide kreatif sebagai
solusi cerdas. Yang saya lakukan agar Ameera mau makan, tidak menimbulkan perang dan
tangisan berlarut-larut adalah ;
- Mengenalkan makanan secara bertahap, misalnya saya akan membuat nugget ikan dan sup ayam bayam, jus alpukat dan tahu goreng selama 3 hari berturut-turut sampai Ameera terbiasa dengan rasanya, lalu mengganti menu-nya untuk tiga hari kedepan.
- Buat makanan dengan porsi kecil-kecil, kecenderungan Ameera menghabiskan makanan yang terlihat ‘kecil’ lebih banyak daripada makanan yang terlihat ‘besar’
- Buat suasana makan menjadi hal yang menyenangkan, dengan pujian bila satu suapan masuk dan membiarkannya makan sendiri. Tidak perlu mempedulikan meja yang kotor dan berantakan.
- Jangan paksa anak bila sedang tidak mau makan, alihkan saja perhatiannya pada hal lain dan usahakanlah memasukkan makanan tanpa disadarinya.
- Tidak perlu terlalu mentaati jadwal makan, pastikan saja setiap 1 – 2 jam sekali ada makanan yang masuk ke dalam perut anak. Misal susu, cemilan, jus. Anak yang picky eater akan sulit patuh pada jadwal. Nanti bila sudah tambah besar jadwal makan sedikit demi sedikit bisa dipatuhi.
- Jangan membiasakan anak mengkonsumsi permen atau coklat, untuk menghindari sakit gigi dan kekenyangan sebelum makan makanan yang sehat dengan gizi seimbang.
Tentu saja semua orangtua paham,
bahwa belajar memahami dan mengerti karakter, kepribadian, dan kesukaan anak
adalah suatu tantangan. Mungkin memang harus dimulai dari soal kecil seperti memberikan gizi seimbang dalam makanan
dan menu favorit anak. Tetapi saya mendapati bahwa berhasil membuat kata ‘emoh’ menjadi ‘mau!’ dalam hal makanan
adalah suatu tantangan yang menyenangkan.
Tulisan ini diikutkan dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar