2013/01/29

Impianku tentang Batik



Bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bermimpi dan berusaha meraihnya. Bukan mimpi yang bersifat negatif sehingga membuat manusia Indonesia malas berkarya, tetapi 'Mimpi' yang terbaik yang bisa membanggakan Bangsa dan Negara. Dan mimpi ini dimulai sejak Jaman Kerajaan Majapahit. Leluhur bangsa Indonesia.


Kerajaan Majapahit yang gilang gemilang memberi masyarakatnya waktu untuk berkarya. Batik yang asal muasal-nya adalah pakaian khusus untuk Raja dan Keluarganya, berkembang menjadi pakaian favorite masyarakat.  Seni Batik yang berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”, merujuk pada pola yang dihasilkan oleh bahan 'Malam' yang diaplikasikan ke atas kain dengan alat bernama ‘Canting’ untuk menahan masuknya bahan pewarna, dan dilakukan seperti membuat ‘titik-titik’ diatas kain dan lalu membentuk sebuah Corak. Corak  ini bermacam-macam. Corak ini menggambarkan seni lingkungan dan keadaan masyarakat yang melahirkannya. Dalam sejarah perkembangannya Corak pada batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman, lambat laun beralih pada motik abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari pohon mengkudu, tinggi, soga, nila dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Masyarakat jaman itu sudah bangga dengan hasil karya mereka sendiri. Bangga atas keberhasilan mereka menciptakan kain bercita rasa seni tinggi yang mereka gunakan sendiri, hingga melahirkan impian agar Batik tetap lestari dan berjaya hingga anak cucu. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. 


Lihat bagaimana hasil mimpi dan usaha para leluhur kita sekarang.


Batik yang dulu sifatnya tradisional, sekarang sudah Go International. Bahkan UNESCO menetapkan Batik Karya Indonesia sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Dengan penetapan ini, Indonesia diminta untuk melestarikan motif hias khas yang ada sejak zaman dulu kala. Berbatik yang dulu hanya dipakai di Indonesia, sekarang digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia. Batik yang dulu sifatnya ‘berat’ , sekarang menjadi lebih ‘ringan’ dengan inovasi-inovasi baru yang sesuai dengan jamannya. Batik bisa ditemukan hampir dimana saja. Bahkan dengan adanya jaman canggih berbasis internet seperti sekarang sangat mendukung pola penyebaran virus positif Seni Batik Indonesia dengan banyaknya Toko Batik atau Butik Batik yang menjual Batik Online, sehingga belanja batik pun menjadi mudah. 

Lalu sesudah ini, apakah kita akan berhenti bermimpi?


Sebagai salah satu orang yang jatuh cinta dengan batik dan mengkoleksi batik  dengan selera yang berubah-ubah, sesuai umur dan perkembangan diri sendiri mulai sejak remaja, dewasa hingga sekarang menjadi ibu rumah tangga dengan tiga anak, Saya punya impian menggabungkan seni batik Indonesia dengan ikon anak Indonesia.


Alasannya?


Suatu hari suami saya yang pulang dari luar kota, membawa beberapa baju anak perempuan sebagai oleh-oleh untuk si bungsu kami. Baju itu adalah baju Dress batik anak dengan tempelan atau gambar Mickey Mouse. Saya heran sekali. Mengapa gambar si tikus lucu ini bisa ada di baju batik? Atau lebih tepatnya, cerdas sekali pencipta model batik seperti ini, yang pasti membidik sasaran pada pasar anak usia dini, TK ataupun Sekolah Dasar agar mulai mencintai seni batik. Apalagi dengan ikon anak se’terkenal’ Mickey Mouse. Anak-anak mana yang tidak kenal?

Lalu pikiran baru muncul...mengapa harus Mickey Mouse? 


Jawaban positif dari pertanyaan ini adalah faktor bisnis. Untuk lebih mengenalkan batik yang ‘aman’ dan ‘bertoleransi’ untuk dipakai oleh semua kalangan, umur dan acara, tentu para pencipta motif batik harus menyesuaikan kreasi-nya dengan hal-hal tersebut agar dua tujuan tercapai, bisnis jalan dan batik semakin dikenal cocok di semua lini kebutuhan. Termasuk anak-anak. Dan Tokoh mana yang cocok untuk memperkenalkan batik di kalangan anak baik lokal maupun dunia? Ya Mungkin (saat ini) adalah Tokoh kartun Mickey Mouse ini.


Tetapi, sebagai tukang mimpi...boleh dong saya bermimpi, suatu saat Tokoh imajinatif anak Indonesia seperti Unyil,  bisa terpajang dan menjadi pola serta corak dalam desain baju batik anak dan mendunia. Kenapa Unyil? Karena tokoh ini sudah ada di hati anak-anak Indonesia sejak lama dan bisa dianggap sudah menjadi tokoh Imajinatif Anak Nasional Indonesia. Jadi selain berfungsi melestarikan batik, karya anak bangsa berupa Tokoh Anak Indonesia yang ramah, sopan dan santun juga tercermin dari corak ini. Ingat tulisan saya diatas bahwa corak pada lukisan canting diatas kain putih menggambarkan keadaan masyarakat yang melahirkannya. Perusahaan sebesar Walt Disney saja bersedia menampilkan paduan seni batik dan tokoh kartunnya, masakan kita yang empunya batik tidak bisa turut meng-Gaung-kan tokoh rekaan orang Indonesia sendiri? Maka dari itu marilah kita mewariskan gambaran anak Indonesia yang Ramah, Sopan dan Santun dalam Batik kita. Syukur-syukur anak-anak dari dunia belahan lain mencontoh sifat dan perilaku anak Indonesia yang digambarkan dalam seni batik Indonesia. Semoga Batik selalu lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar